SELAMAT DATANG DI BLOGGER SAYA

Friday, June 15, 2007,12:04 AM
Penjaga Pintu Air: Kasur dan Bantal Dibuang ke Saluran
Penjaga Pintu Air: Kasur dan Bantal Dibuang ke Saluran
(Oleh Antonius Ponco Anggoro)
Sampah yang ada di pintu air Gunung Sari II membuat aliran air
dari diversi saluran Gunung Sari terhambat terbuang ke Sungai
Surabaya. Melihat hal ini, Sugeng (36), penjaga pintu air, langsung
mengambil galah panjang untuk mengangkat sampah-sampah itu.
Beginilah pekerjaan sehari-hari yang dilakukan Sugeng dan dua
rekannya, Malik dan Samsul, sebagai penjaga pintu air Gunung Sari II.
Idealnya, sebagai penjaga pintu air mereka hanyalah bertugas
mengawasi ketinggian air di diversi saluran Gunung Sari. Jika
tingginya melewati batas yang ditentukan, mereka membuka pintu air
supaya airnya cepat terbuang ke Sungai Surabaya sehingga kawasan yang
dilalui saluran tidak tergenang air. Sebaliknya jika tingginya belum
melewati batas, pintu air mereka tutup.
Namun, banyaknya sampah yang dibuang oleh masyarakat ke saluran
air membuat pekerjaan mereka bertambah. Mereka harus memunguti sampah-
sampah itu karena telah membuat aliran air menuju Sungai Surabaya
terhambat. Bahkan jika dibandingkan dengan tugas utamanya, membuka
dan menutup pintu air, tugas memungut sampah lebih banyak mereka
lakukan.
Apalagi saat musim hujan tiba. Setiap hujan sampah yang mengalir
ke arah pintu air lebih banyak daripada saat musim kemarau. "Bisa-
bisa setiap hujan sampah yang dipungut di pintu air bisa satu truk
banyaknya. Masyarakat seperti diperintah untuk membuang sampah kalau
hujan datang," ujar Sugeng.
Sampah yang dibuang beragam bentuknya, dari botol minuman plastik
sampai perabot rumah tangga. "Jangan heran kalau musim hujan sering
sekali ada kasur, bantal, guling, dan keranjang buah yang dibuang di
saluran dan mengalir ke pintu air," kata Sugeng.
Akibatnya, setiap hujan tiba, mereka harus selalu waspada. Kalau
hujan tiba malam hari, saat mereka sudah tidur, mereka harus rela
bangun dan mengawasi aliran air yang melewati pintu air Gunung Sari
II. Mereka juga harus rela kehujanan untuk memunguti sampah-sampah
yang tertambat di pintu air Gunung Sari II.
Saking kesalnya dengan banyaknya sampah yang dibuang ke saluran,
dia pernah memarahi tukang sampah di dekat pintu air yang membuang
sampahnya ke aliran diversi saluran Gunung Sari. Padahal, hal itu di
luar tanggung jawab dia.
Lebih berat
Tiga penjaga pintu air yang ada selalu kesulitan untuk
membersihkan sampah-sampah yang datang dalam jumlah besar setiap
musim hujan. Oleh karenanya, setiap musim hujan Pemerintah Kota
Surabaya selalu menyewa tenaga swasta untuk membantu para penjaga
pintu air Gunung Sari II.
Pintu air ini dibandingkan pintu air lainnya di Surabaya memang
mendapatkan hambatan lebih berat karena sampah yang mengalir di
saluran dan tersendat di pintu air volumenya selalu besar.
Sugeng bersama penjaga pintu air lainnya hanya bisa mengimbau
supaya masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan, apalagi ke
saluran air.
Masyarakat berpikir, cara membuang sampah ke saluran air
merupakan cara termudah untuk menghilangkan sampah miliknya, tetapi
hal itu berdampak negatif pada orang lain. Penyumbatan sampah di
pintu air akan menghalangi pembuangan air di saluran ke sungai atau
laut. Akibatnya, sampah itu bisa menyebabkan banjir.
Penindakan hukum terhadap mereka yang membuang sampah secara
sembarangan juga harus ditegakkan. "Supaya mereka yang seenaknya
membuang sampah itu kapok dan mengubah perilakunya," ujar Sugeng.
Surabaya telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 24 Tahun
2000 tentang Kebersihan yang mengatur sanksi dan denda terhadap orang
yang membuang sampah sembarangan. Namun, sampai kini penegakan dari
perda sangat lemah, bahkan tidak pernah terdengar ada orang yang
diberi hukuman karena membuang sampah sembarangan.
Satuan polisi pamong praja sebagai pasukan penegak perda harus
memerhatikan hal ini. Menindak orang-orang yang melanggar perda juga
menjadi tanggung jawab mereka, jangan hanya berkonsentrasi menggusur
pedagang kaki lima atau mencabuti reklame-reklame liar. Penegakan
Perda Kebersihan juga harus mereka lakukan.
(KOMPAS Jawa Timur - Jumat, 12 Jan 2007 Halaman: 1 Penulis: Anggoro, Antonius Ponco Ukuran: 4515)
 
posted by lia
Permalink ¤